Penulis: Fridiyanto
ISBN: 978 6027 6773 0 2
Tahun pertama terbit: 2013
Perjuangan Tan Malaka tidaklah hanya sebatas pada usaha mencerdaskan rakyat Indonesia pada saat itu, tapi juga pada gerakan-gerakan perlawanan terhadap ketidakadilan seperti yang dilakukan para buruh terhadap pemerintahan Hindia Belanda lewat VTSP (Vereniging van Spoor-en Tramwegpersoneel, Serikat Buruh Kereta Api dan Trem yang didirikan tahun 1908) dan aksi-aksi pemogokan, disertai selebaran-selebaran sebagai alat propaganda yang ditujukan kepada rakyat agar rakyat dapat melihat adanya ketidakadilan yang diterima oleh kaum buruh. Inilah alasan utama pembuangan Tan Malaka ke luar negeri.
Pemerintah Kolonial hendak mematikan semua gerakan perlawanan yang dipinpin dan dibina oleh Tan Malaka. Namun, pembuangan tersebut dia gunakan untuk menyerap ilmu sebanyak-banyaknya dari seluruh penjuru dunia.Kekuasaan Kaum Modal berdiri atas didikan yang berdasarkan kemodalan. Kekuasaan Rakyat hanyalah bisa diperoleh dengan didikan kerakyatan.
Jauh sebelum pendidikan keterampilan belum dikembangkan di nusantara, Tan Malaka sudah sangat menekankan bahwa pendidikan anak-anak harus tak hanya sebatas kognitif, seperti mempelajari Sejarah, Ilmu bumi, dan Ilmu hitung sebagai mana yang sangat difokuskan di banyak sekolah-sekolah Eropa pada masa itu. Tan Malaka memandang bahwa sebuah kewajiban untuk menanamkan etos kerja, dan keterampilan-keterampilan praktis yang akan memunculkan kepada pribumi untuk mencintai kerja. Seharusnyalah pendidikan memberikan nilai tambah bagi peserta didik.
Tujuan pendidikan untuk anak-anak para kuli terutama adalah membuat otak mereka lebih tajam dan kemauan mereka lebih kuat, di samping menghaluskan perasaan mereka, seperti apa yang menjadi cita-cita pendidikan setiap bangsa atau golongan di negeri manapun. Di samping memajukan otak, daya kemampuan, dan perasaan, maka perlu dikembangkan kehendak dan kebiasaan anak-anak untuk melakukan pekerjaan tangan serta perasaan bahwa pekerjaan itu penting artinya, dan bahwa pekerjaan seperti itu di mata masyarakat tak lebih rendah nilainya dari pada pekerjaan otak