Menggali Semangat Muda Dibalik Perayaan Sumpah Pemuda
Prolog….....
Pesan
untuk mahasiswa
Kau ingin jadi
apa? Jadi pengacara untuk mempertahankan hukum kaum kaya? yang secara inheren
tidak adil? Jadi dokter, untuk menjaga kaum kaya, dan menganjurkan makanan yang
sehat, udara yang baik, udara yang baik, dan waktu istrahat kepada mereka yang
memangsa kaum miskin? Apa mau jadi arsitektur, untuk membangun rumah dan istana
para tuan tanah? Lihatlah disekelilingmu dan periksa hati nuranimu. Apa kau tak
mengerti bahwa tugasmu sangatlah berbeda : untuk bersekutu dengan kaum
tertindas, dan bekerja untuk menghancurkan sistem kaum yang kejam ini.__Victor
Serge, Bolshevik.
Saat kebodohan
menguasi kesadaran, maka kesadaran memiliki hak untuk berbuat hal paling bodoh__Ibnu
Sina
Perlakukan orang
apa adanya, maka dia akan tetap menjadi apa adanya, perlakukan ora ng sesuai
dengan kemampuannya,dan sebagaimana mestinya, maka dia aakan menjadi orang yang
akan menujukan kemampuannya, dan menjadi sosok sebagaimana mestinya__Goethe.
Sikap apatis hanya
bisa diatasi sikap penuh antusias, dan sikap antusias, bisa dibangkitkan dua
hal : pertama cita-cita yang menyambar imaginasi secepat kilat, yang kedua
rencana pasti yang dapat dipahami untuk mewujudkan cita-cita itu menjadi kenyataan__arnold
toynbee
*****
Meraba Makna kilas balik Gerakan
Mahasiswa dari Masa-kemasa.
"History has been written by the victors" (Sejarah
ditulis oleh para pemenang) Inilah adagium yang konon pertama kali
dikemukakan oleh Winston Churchill, dan ada pula pendapat lain yang menyatakan
berasal dari Napoleon.
Meskipun sederhana andagium tersebut sangatlah jelas bagaimana, memiliki daya
hipnotis yang amat memukau, bagi setiap pembacanya. Dimana dalam proses
lahirnya sejarah, selalu melahirkan dua sisi, yakni kekalahan dan kemenangan.
Sang pemenang adalah penguasa sejarah, dan kekalahan adalah jurang
keterasingan, yang akan mengantarkan manusia pada keterburukan. Dimana dirinya
akan lenyap dari sejarah peradaban, serta namanya akan hilang.
Membaca dan melihat
andagium diatas, makan dengan gambalang mengatakan, bahawa pengukir prasasti,
dari setiap peradaban adalah mereka yang memenangkan, kompetisi dalam setiap
perubahan. Andagium yang secara sepihak mengukuhkan bawasanya sejarah hanya
milik pemenang, sejatinya merupakan sebuah dogmatis yang bias. Dimana dalam perspektif
tertentu, terjadi claim sepihak, sehingga nilai tendensius dan subjektifitas
sangan mempengaruhi pola pemikiran manusia. Namun bukan masalah tendensi spihak
dan subjektifitas, sudut pandang andagium yang mau kita bahasa, dalam tulisan
yang sederhana ini melainkan menanyakan kembali benarkah hanya para pemenang
yang namanya terukir dalam prasasti zaman, dan siapakah para pemenang yang
sebenarnya.
Sejarah ditulis
oleh para pemenang, begitulah legitimasi zaman, pemenang peradaban bukanlah
mereka yang yang berada dipuncak kekuasaan namun mereka yang mampu menciptakan
dan menggeser peradaban. Sejarah peradaban dibelahan dunia manapun selalu
memilki dua sisi, satu sisi menuliskan kemenangan dan satu sisi menuliaskan,
kekalahan. Sejarah telah membuktikan, setiap peradaban diawali dengan ide dan
gaagasan yang menjadikan sebuah perubahan sehingga mereka dapaat memenangkan
sejarah zamannya. Nama-nama yang terukir sebagai penggagas peradaban merekalah
para pemenang, begitulah secara tersirat menggambarkan andagium napoleon.
Sejarah indonesia,
bahkan sejarah dunia sekalipun, tentunya tidak bisa lepas dari tokoh-tokoh
pengukir sejarah, pemenang zamannya. Sejarah perubahan zaman selalu lahir dan
diawali dari perubahan kecil. Dalam konteks perubahan cara berfikir, perubahan
sosial, perubahan politik, perubahan ekonmoi, dan perubahan tatanan masyarakat.
Sejarah telah membuktikan. Bahwasanya setiap perubahan selalu lahir dari rahim
para pemikir, baik secara revolusioner, maupun secara skeamtis yang
berkelanjutan. Dimana pemikiran-pemikiran progresif lahir dari para pemuda.
Keterlibatan
pemuda sebagai salah satu agen perubahan, telah banyak dicatat dalam prasasti
sejarah, membuktikan bahwasanya pemuda merupakan elementer penting sebagai
manusia yang membidani banyak lahirnya perubahan. Sebagai buktinyata atas
asumsi tersebut, ambilah contoh, peradaban romawi kuno yang sebagai tonggak
perdaban dunia terlahir dari rahim para pemikir muda yang banyak menggauli
dunia filsafat, hinnga sejarah mencatatnya, bangsa romawi sebagai pemenang atas
zamannya. Lahitrnya Revolusi besar di dunia, tidak bisa lepas dari pemikiran pemuda. ambilah revolusi prancis yang menggambar-
kan runtuhnya kekuasaan,prancis Monarki absolut yang telah memerintah Perancis selama
berabad-abad runtuh dalam waktu tiga tahun.
Hal tersebut sangatlah jelas dimana kekuatan pemuda, memiliki pengaruh terhadap
setiap perubahan zamannya.
Bahakan jika
menilik, sejarah nusantara sendiri juga tidak lepas dari peran dan kiprah
seorang pemuda. Sejarah kemajuan nusantara melalui kerjaan majapahit, yang pada
eranya menjadi negeri penakluk dia Asia, takan bisa lepas dari adanya
pemikiran, brilian seorang pemuda yang bernama gajah mada yang dengan gagah dan
lantangnya mengucapkan sumpah amukti palapa yang berbunyi “Sira Gajah Madapatih Amangkubhumi tan ayun amuktia palapa, sira Gajah
Mada: "Lamun huwus kalah
nusantara isun amukti palapa, lamun kalah ring Gurun, ring Seran, Tañjung Pura,
ring Haru, ring Pahang, Dompo, ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, samana
isun amukti palapa".
Sumpah yang dalam
bahasa indonesia diartikan. “Dia Gajah
Mada Patih Amangkubumi tidak ingin melepaskan puasa. Ia Gajah Mada, Jika telah
mengalahkan Nusantara, saya (baru akan) melepaskan puasa. Jika mengalahkan
Gurun, Seram, Tanjung Pura, Haru, Pahang, Dompo, Bali, Sunda, Palembang,
Tumasik, demikianlah saya (baru akan) melepaskan puasa". Sumpah yang mampu
mematri semangat bersama, mampu menyatukan rakyat, dan mengantarkan majapahit
pada era keemasanya merupakan buktinyata semangat pemuda adalah awal perubahan
peradaban.
Dalam perjalanan
selanjutnya, peradaban baru, lagi-lagi harus lahir dan dimulai dari pemikiran
pemuda, dimana dalam tahap selanjutnya sejarah peradaban islam dinusantara juga
lahir dari seorang pemuda. Dimulai dari sejarah walisanga, yang pada tahap
selajutnya berdiri kerajaan islam pertama di nusantara, Kerajan islam pertama
ini didirikan oleh raden Patah atas restu dan dukungan para walisongo yang
diperkirakan tidak lama setelah keruntuhan kerajaan majapahit ( semasa
pemerintahan prabu brawijaya ke V / kertabumi ) yaitu tahun ± 1478 M. hal
tersebut menggambarkan betapa pengaruh seorang pemuda, merupakan tonggak
perubahan peradaban zaman.
Lembaran sejarah
baru dimulai, tinta emas kembali ditorehkan oleh para pemuda, dalam kemelut
penjajahan kolonial, pemuda,-pemuda terpelajar menyatukan semangatnya,dan pada
tahun 1928 lahirlah sumpah pemuda. Sumpah Pemuda merupakan salah satu
tonggak sejarah yang penting bagi bangsa Indonesia. Seperti kita telah ketahui,
ada tiga butir penting Sumpah Pemuda, yaitu bertanah air satu, berbangsa
satu, dan berbahasa satu. Tiga hal ini merupakan faktor penting bagi negara
kita.
Sumpah pemuda merupakan sejarah penting sebagai cikal bakal bangsa ini dimana
dalam sumpah pemuda merupakan sebuah, 3 konsep dasar berbangsa dan bernegara.
Setiapa grenerasi,
selalu mengalami perkembangan, dan mengalami, pergeseraan. Perjuangan pemuda
yang telah berhasil meletakan 3 dasar berbangsa dan bernegara, melaui sumpah
pemuda, pada tahap selanjutnya. Menorehkan catatan sejarah dalam, panggaung
sejarah kemeredekan, dimana gagasan pemuda seperti soekarno, hatta, sjahrir,
tan malaka menjadi, sutradara sekali gus
sebagai aktor panggung kemerdekaan. Dibuktikan dengan dibacakanya naskah
proklamasi oleh ir. Soekarno. Babak baru sejarah bangsa dimulai, episode lanjutan
sumpah pemuda menjadi sejarah bangsa yang merdeka, sistem pemerintahan dan
hukum. Dimana dalam masa ini kaum muda mulai menyusun, tatanan hukum dan
pemerintahan , guna menunjukan indonesia dalam kancah kehidupn internasional.
Dalam tahap
selanjutnya, generasi muda sebagai pemenang sejarah zaman pergerakan, mengisi
kemerdekaan, dengan kegiatan dan perbaikan, kehidupan berbangsa, menata hukum,
sistem tata negara, yang pada puncaknya pasca ontran-ontran 1965, mahasiswa
sebagai generasi muda, kembali menujukan taring dan cakarnya. Ditengah tidak
setabilnya kondisi politik sosoial ekonomi, yang melanda bangsa indonesia.
Mahasiswa sebagai kaum muda yang terpelajar hadir, sebage oase di tengah padang pasir, ditengan chaos-nya zaman. Berkat
kuatnya taring dan semangat cakar pemuda, rezim orede lama daapat ditumbangkan,
angin segar kembali dihembuskan dinegeri ini dari para mahasiswa sebagai
seorang pemuda. Dengan membawa perubahan pergantian rezim dari kediktatoran
rezim orde lama berganti menjadi orde baru.
Hingga dewasa kini
gerakan mahasiswa sebagai bagian dari pemuda, tetap menjukan konsistensinya
sebagai agen perubahan, dimana dalam dekade terahir. Rezim orde baru, yang
dipimpin oleh soeharto, sebagai presidennya pun harus tumbang, oleh adanya
gerakan dan semangat pemuda. Dimana pada tahun 1998 pemuda kembali menunjukan
perannya melalui reformasi. Dimana semangat muda berhasil menumbangkan kekuasaan rezim orde
baru. Dimana dalam semangat reformasi, suara mahasiswa semakin nyaring, hingga
berhasil mentransformasikan, gerakan dalam kerangka student movement ke social movement gerakan mahasiswa berhasil
membangun opini strategis, dan menjadi milik masyarakat luas,yang mendambakan
reformasi dan suksesi di indonesia,
yang diwujudkan dalam reformasi dengan melakukan perombakan pemerintahan.
Membaca kutipan
kutipan peristiwa diatas, maka sangatlah jelas, bahwa setiap perubahan peradaban,
zaman merupakan tanggungjawab dari seorang pemuda, terkhusus seoarang pemuda
sebagai bagian masyarakat, yang menyandang predikat kaum intelektual, sebagai
elit masyarakat yang terpelajar. Melihat geliat dan semangat pemuda dari
berbagai peristiwa sejarah yang terjadi setiap zamannya membuktikan bahwasanya
kekuatan pemuda, merupakan semangat kemenangan. Maka jawaban atas kebenaran
andagium napoleon sangatlah jelas, bahwa sejarah ditulis oleh para pemenanga,
maka dapat dikatakan para pemenang yang sebenarnya adalah semangat dan
pemikiran para kaum muda, terlebih lagi kaum muda yang bersetatus sebagai
mahasiswa.
*****
Menggali semangat sumpah pemuda dalam
geliat kontemporer
Sudah menjadi
wacana umum bahwa kata mahasiswa sebagai bagian dari struktur masyarakat, yang
merupakan kaum elit dengan predikat sebagai kaum terpelajar. Idealnya ‘Pemuda’ tidak bisa dipisahkan dengan kata
‘Gerakan’, sudah seperti halnya gula dan teh dalam segelas teh manis. Pemuda
memang diakui sebagai sosok yang berfisik kuat, berkeinginan tinggi dan menjadi
harapan bagi masyarakat. Kehadiran pemuda merupakan janin dari embrio suatu
generasi baru “the new of generation”
yang ada dalam tatanan sosio-kultural dalam lingkungan masyaraka. Idealnya Pemuda jangan mudah dibujuk, dikebiri dan
diprovokasi oleh segelintir orang yang mempunyai kepentingan-kepentingan
bersifat individual-pragmatis. Namun Sebaliknya pemuda perlu melakukan
perubahan dan membekali diri, baik dalam aspek wawasan, keilmuan, keahlian dan
kepribadian.
Mahasiswa sebagai
kelompok elit terdidik, yang tingkat partisipasinya yang tingkat komposisinya,
dibandingkan dengan penduduk jauh dari jumlah. Tetapi mahasiswa memilki tingkat
dan daya dobrag yang lebih. Secara kuantitatif mereka tergolong kecil, namun
secara kualitaif, mahasiswa mampu menjadi lokomotif bagi kesadaran semua pihak.
Statement tersebut mebuktikan bahawasnya kapasitas intelektual dan pengentahuan
yang dimilki oleh seoarang pemuda dalam hal ini mahasiswa idealnya mampu menjadi
jembatan perubahan sehingga. Sejarah yang telah tertoreh oleh generasi
terdahulu mampu dikembangkan demi kemajuan dan kesejahteraan, kepentingan
masyarakat banyak. Keberadaan mahsiswa sudah seharuya, mampu menjadi tonggak
bagi lahirnya kepeloporan sebuah gerakan, sehingga nilai nilai semangat muda
yang ada dalam diri mahasiswa dapat terealisasi dan terwadahi, sebagai semangat
perbaikan.
Mengungat mahsiswa
merupakan bagian dari masyarakat, denga predikat kaum terpelajar, Idealisme
gerakan mahsiswa seharusnya adalah berjuang bersama rakyat,dimana sejatinya
rakyat adalah aktor utama perubahan, karena perubahan sesungguhnya diperuntukan
bagi rakyat. Sehingga perlu adanya
pemabhasan isyu dan penegakan perjuangan, dengan mengutamakan serta
mengaedapankan, gerakan-gerakan kemasyarakatan. Dengan mengutamakan hak asasi
manusia serta demokratisasi, yang merupakan hak dari setiap rakyat.
Gerakan mahasiswa
harus mampu mengidentifikasi dirinya sebagai gerakan moral, dengan tuntutan
seputar keadilan, kemerdekaan dan pemerataan hak hak mahasiswa. Hal ini
membuktikan bahwa gerakan mahasiswa merupakan gerakan yang sarat dengan visi
kebangsaan, keagamaan dan kemanusiaan.
Dal sebuah kehidupan mahasiswa memilki peranan yang, penting dimana pisisinya,
tak ubahnya seperti sutradara, hal ini menjadikanya memilki posisi yang sangat
menentukan, dalam perjalannya satu segmen kehidupan.
Sehingga gerakan mahasiswa tidak menjadi sebuah pemitosan belaka, menjadikanya
jauh dari realitas, yang diharapkan serta hilangnya nilai-nilai dari lakon yang
disutradarinya.
Semangat mahasiswa
sebagai semangat muda, sudah seharunya mengaplikasikan dan merefleksikan Cita-cita,
dan belajar, kepada generasi sebelumnya. Semangat sumpah pemuda senatiasa
digali dan diwujudkan dalam konteks langsung. Dengan nilai-nilai semangat
sumpah pemuda sudah seharunya, pemuda kembali pada kultur, gerakan dengan
mengedapankan tindakan. Mahasiswa seabagai kontrol sosial sudah semestinya
mahaiswa kembali dalam lingkaran-lingkaran kajian, bukan terkekang dalam
ruangan. Mahasiswa harus kembali, mengasah daya kritisnya, mengasah kembali
pisau analisisnya, sehingga mahasiswa sebagai, kaum terpelajar dapat
mengembalikan qhitah sebagai mahasiswa pergerakan. Mengaplikasikaan wacana
dalam bentuk gerakan.
Epilog…
Jangan kau bilang mahasiswa itu agen perubahan, jika melihat
sikapmu hari ini.punyakah kamu kepedulian atas teman temanmu, yang kesulitan bayar uang kuliah. Adakah kamu
merasa marah atas pengumuman dihalam kuliahyang bunyinya masam : mahasiswa
dilarang kuliah pakai kaos dan sendal jepit, dipintu masuk kelasnya.bukakah
sebaiknya mereka menganjurkan mahasiswa untuk baca buku dan diskusi.ketimbang
mengurusi pakaian yang pantas dipakai. Jangan pernah sebut dirimu dewasa jika
melihat kemiskinan kamu hanya bisa merasa iba dan prihatin. Tanyakanlah kembali
pada diri kalian siapakah sebenranya kaliana wahai mahasiswa?
Bertnyalah pada dirimu, siapakah kamu, tataplah wajahmu
dicermin, apa yang sebenarnya kau inginkaan, lihatlah ruang kamarmu adakah yang
berubah disana setelah dirimu menyandang predikat mahasiswa.pegang kembali
bukumu dan bacalah, perasaan apa yang berbeda ketika kamu jadi mahasiswa, ingat
ingatlah apa yang membawamu kuliah di kampus ini? Dorongan orang tua, biaya yang ada atau
karena dorongan teman yang sudah menjalaninya,kenapa kau hanya berdiam diri
ketika menjalini kuliah yang membosankan dan tidak membangkitkan imajinasimu
sedikitpun.kenapa kamu hanya ikut saja perkataan dosen yang tidak ada mutunya
dan tidak membuatmu berani,sebenarnaya apa yang kau alami dikampusmu ?
Musuh-musuh gerakan
Alangkah menyedihkan, suatu bangsa yang pikiran sebagaian
besar, warganya tak lebih luas, dari lingkaran piring nasi.__Mahasiswa
Indonesia Amarah Suci
Hidup Ini Tidak Semestinya Diukur
Kemewahan, Walau Kemewahan
Dikejar-Kejar,
Tapi Apakah Kemelaratan, Bermusim Lagi,
Melambai-Lambai Megah, Disepanjang Bumi,
Di Restoran Tuan
Makan Mewah
Dilantai
Pengemis Membawa Kaleng
Aadakah Ini
Perjanjian Hidup
Hidup Ini Mestinya Tidak Diukur Kemewahan
Dan Kami Tidak Terhitung Jumlahnya
Sedang Darahnya Sebagian Dari Kami
Perhitungan Ini
Mari Kita Ahiri
Kamipun Menuntut
Puisi.Hidup__ Putu Oka
Kepustakaan.
Prastiyo, Eko.2015,bangkitlah
gerakan mahasiswa,Malang : intrans Publishing
Urbaningrum, Anas 1999. dalam Mahasiswa menggugat, poteret gerakan mahasiswa indonesia 98
Fahruz Zaman, Fadli. 1999, Mahasiswa Menggugat,Potret Gerakan Mahasiswa 1998. Bandung :
pustaka al hidayah
Muhammad,A.S, hikmah,1999, Depolitisasi Reformasi Dan Gerakan Mahasiswa, Mahasiswa
Menggugat,Potret Gerakan Mahasiswa 1998. Bandung : pustaka al hidayah.
khatimi bahri :1999,Fase-Fase Gerakan Mahasiswa, , Mahasiswa Menggugat,Potret Gerakan
Mahasiswa 1998. Bandung : Pustaka Al Hidayah.
Dan Brown, 2005 The Da Vinci
Code TDVC, Jakarta :
PT.Gramedia Pustaka Utama.
https://id.wikipedia.org/wiki/Sumpah_Palapa